Jumat, 08 Maret 2013

Hantu Noni Belanda Berkaki Kuda


heyheyhey kali ini gua punya cerita nih sahabat LOLs ya sebenernya ini bukan cermis cuman konon gitu deh alias cerita lama yg udah beredarrr dari kapan taun gitu dewh yang gua kutip dari suatu situs ... kalo kemaren tentang sinden nah sekrang tentang hantu Belanda gitu deh.. mau lebih jelas nyokk baca  .. 
*iklanlewat*

**********************************************************************
Benteng Vredeburg Yokyakarta, yang dibangun Sri Sultan Hamengku Buwono I di tahun 1760 atas permintaan Gubernur Jendral Belanda WH. Van Ossenberch, kini telah beralih menjadi sebuah museum. Disamping itu, sering juga dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan kesenian dan pemeran. Dengan begitu, bekas benteng VOC ini sehari-hari selalu ramai.

Walau begitu, benteng pertahanan yang awalnya bernama Rustenburg ini ternyata masih angker. Konon benteng tua ini dihuni hantu wanita bule berkaki seperti kuda. Bahakan terkadang juga muncul defile serdadu berseragam kompeni jaman dahulu. Konon, pasukan itu muncul tanpa kepala.

Parno, 45 tahun, penarik becak yang biasa mangkal di depan Pasar Beringharjo, pernah ditemui hantu noni cantik berkaki kuda itu sekitar 3 beberapa bulan yang lalu. Kejadiaannya di atas pukul 24.00 WIB. Ketika itu, warga Sewon Bantul ini merasa lelah menunggu penumpang dari pengunjung lesehan Malioboro.

Saat menjalankan becak perlahan-lahan di depan Benteng Vredeburg, dari arah gerbang benteng itu, muncul wanita cantik dengan gaun panjang. Nalurinya sebagai penarik becak langsung bekerja. Parno coba mendekati wanita bule cantik itu. Dia menawarkan jasanya.

“Saat wanita menyibakkan kakinya, ternyata berkaki kuda. Nyaris saja pingsan dibuatnya. Becak saya genjot cepat-cepat meninggalkan tempat itu sambil berteriak ketakutan,” ceritanya.
Lain lagi Haryanto, warga Pakualaman, Yokyakarta. Saat itu dia mendapat tugas jaga stand pameran senirupa pada saat Festivai Kesenian Yokyakarta (FKY). Maklum saja karena pameran senirupa banyak lukisan yang mahal harganya, sehingga harus dijaga ekstra ketat agar tidak jadi sasaran maling.

Saat dini hari, dia melihat ada suara aneh dari beberapa bangunan di Benteng Vredeburg. Kemudian terdengar seperti pasukan yang lagi bersiap untuk berbaris dengan aba-aba bahasa belanda. Derap sepatu Belanda itu datang seperti mendekati tempatnya berjaga.
“Yang membuat saya berteriak ketakutan, karena sepasukan serdadu yang datang itu tanpa kepala. teriakan saya membuat geger yang jaga di stand yang lain. Anehnya yang melihat kejadian mengerikan itu cuma saya sendiri,” kisahnya.

Tahun 1988, saat diadakan renovasi Pasar Beringharjo, jeritan muncul membuat takut para pekerja yang tidur dibedeng-bedeng yang terletak di kawasan dekat benteng. Teror jeritan itu baru berhenti, setelah beberapa pekerja menemukan kerangka yang dikubur disebelah utara Benteng Vredeburg. Oleh para pekerja, kerangka yang kemungkinan adalah tawanan dari sel yang berada di Benteng Vredeburg dipindahkan ke pemakaman umum.

Benteng Vredeburg memang merupakan tangsi militer. Ada dua jenis tahanan, yaitu sel untuk rakyat atau kawula yang menentang pemerintah panjajahan Belanda yang berada di sebelah barat pojok utara yang kini telah dirubah menjadi musholah untuk para pengunjung dan petugas benteng Vredeburg. Satu lagi adalah sel yang berada di sebelah timur pintu gerbang benteng. Bangunan lebih mewah. Tampaknya ini merupakan tempat tahanan bagi orang-orang VIP atau para bangsawan Keraton Yokyakarta yang dianggap makar terhadap para penjajah Belanda. Termasuk juga para pengikut Pangeran Diponegoro ditempatkan disel ini sebelum dibuang keluar pulau jawa.

Benteng pertahanan VOC ini berfungsi selama 61 tahun, dari tahun 1761-1830. Saat VOC dibubarkan dan diambil alih oleh tentara Hindia Belanda, benteng ini tetap menjadi tangsi pasukan Hindia Belanda. Sampai pada tahun 1942, saat jepang masuk ke Indonesia, saat itu diambil alih dan jadi markas bala tentara jepang. Saat kemerdekaan Republik Indonesia, benteng ini jadi markas besar TNI.

Tahun 1867, Yokyakarta diguncang gempa dahsyat. Gempa ini membuat beberapa bangunan besar monumental di Yokyakarta hancur. Seperti tugu Yokyakarta , Taman Sari, Gedung agung, dan benteng Vasterburg. Karena hancur maka pemerintah Hindia Belanda mencoba membangun kembali benteng ini. Setelah jadi, benteng itu diganti namanya dari Vasterburg menjadi Vrederburg yang berarti benteng perdamaian . Pada saat itu, memang suasana di wilayah Ngayokyakarta hadiningrat lagi aman tidak ada peperangan.

Benteng itu juga dikelilingi parit yang dalam dan jembatan gantung. Bangunan-bangunan kokoh perumahan para opsir , juga sosiatet atau tempat hiburan para serdadu belanda berada dilingkungan benteng. Kuatnya benteng itu terlihat saat terjadi gempa yang melanda wilayah DI Yokyakarta pada tanggal 267 Mei 2006 lalu. Benteng Vrederburg tak mengalami kerusakan yang berarti.

Twitter : @NovaAngelia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar